Postingan

Segenggam tanah Kuburan

Segenggam Tanah Kuburan* Karya: Kuntowijoyo Inilah tempat dia mengambil tanah. Dirabanya kantong di pinggang, talinya melilit lingkaran perutnya. Sebentar angin menerpa di tempat terbuka itu, menyentuh baju dan celana hitamnya yang longgar, kemudian menimpa gelagah, suara keresak yang menjauh. Ada suara anjing melolong di kejauhan. Laki-laki itu melihat anjingnya menegakkan telinga, moncongnya mengarah ke suara itu, sementara ujung ekornya bergerak-gerak. “Ssst, jangan disahut.” Dia tahu, kalau Kliwon menyahut, akan datang anjing berama-rami, dan mulailah keributan. Itu akan menggagalkan pekerjaannya. Tentu karena anjing akan lebih suka pada betina daripada tuannya. Dia mendaki dengan merangkak-rangkak, hanya rerumputan yang menutup tanah itu. Sekali-kali tanganyya mencabut rumputan dari akarnya. Bajunya menyentuh rumput, dan dingin tanah terasa di perutnya. Anjing itu telah berdiri di sana, di alas gumuk. Juga dia sendiri, sebentar kemudian. Anjing itu mendekam, lalu dia send...

Resensi Buku "Steal Like An Artist"

Judul Buku: Steal Like An Artist Penulis : Austin Kleon Penerbit : Workman Tebal : 150 hlm ISBN : 978-0- 7611-6925- 3 Buku Steal Like An Artist ini berisi tentang 10 cara untuk membuat kita menjadi kreatif dengan cara cara yang efektif dan unik. Di awal kita dijelaskan bagaimana seseorang seniman dapat menciptakan suatu karya dan berhasil. Lalu kita dikenalkan dengan bagaimana cara orang bisa menjadi sukses. Selain itu, di buku ini sangat banyak kata kata yang sangat membantu kita dalam bertindak dan membuat sesuatu yang kreatif. Pada saat kita membaca buku ini, kita akan merasa terpacu untuk mencoba isi buku ini dan membacanya hingga habis. Kita pertama tama diajarkan untuk membuka pikiran kita dengan sekitar. Kita diberi tahu kalau di dunia seni itu tidak ada yang asli. Lalu kita diajak untuk ‘mencuri’ ide kreatif seperti yang dilakukan oleh seniman. “Tugasmu adalah menghimpun gagasan bagus. Semakin banyak ide keren yang kamu kumpulkan, semakin banyak pengaruh yang ...

Puisi Untuk Ibu

Tetesan Air Mata Ibu Dalam Pilu engkau sembunyikan sedihmu Dalam murka engkau sembunyikan amarahmu Engkau hanya memperlihatkan kesenangan memperlihatkan ketenangan Di dalam kecerobohanku engkau mendidikku Tanpa kau perlihatkan betapa sedihmu Ketika mendidik anakmu Hanyalah untuk masa depanku Air matamu tercurah ketika melihatku sedih Ketika aku gagal engkau mendorongku Dengan tenaga dan air mata Kau membimbingku Tak dapat ku hitung Berapa banyak salahku Berapa banyak ku membuatmu bersedih Terima kasih ibu